Metode Pengumpanan Tikus Menggunakan Talon Atau Klerat
Bagi para petani tikus merupakan musuh terbesar yang membasminya adalah hal wajib. Bagaimana tidak, koloni tikus sawah bisa merusah tumbuhan padi dan menyebabkan gagal panen sehingga petani harus menanggung kerugian dalam jumlah yang tidak sedikit. Tikus memiliki kemampuan berkembang biak yang sangat pesat. Sekali melahirkan bisa sampai 10 ekor tikus. Setelah melahirkan, tikus akan mengalami fase kawin lagi dalam 48 jam. Tikus yang sedang menyusui bahkan dapat mengalami kehamilan. Maka tidak heran bila dalam setahin sepasang tikus akan mampu menciptakan sebuah koloni dengan jumlah sekitar 1200 ekor tikus. Amazing bukan? Itu sebabnya, keberadaan tikus harus benar-benar dibasmi agar kerugian akibat gagal panen dapat dicegah dengan melakukan upaya pengumpanan tikus.
Selama ini, upaya pembasmian tikus baru dilakukan setelah petani mengalami atau melihat ada sebagian tumbuhan padi di sawahnya mengalami kerusakan. Seharusnya, lakukanlah monitoring dan pengamatan lebih awal walaupun belum ada kerusakan padi bila terlihat jejak kaki dan buntut, maka perhatikan lubang tempai ia keluar-masuk, jalan yang dilalui, area yang sering didatangi dan catat baik-baik waktunya. Kemudian laksanakan prosedur pengumpanan tikus.
Contoh metode pengumpanan tikus yang sering dilakukan para petani ialah dengan menggunakan racun atau pestisida untuk menekan populasi tikus. Prinsipnya tentu saja menghentikan tikus berkembang biak. Oleh karena itu penting sekali peran petani untuk terus memantaunya.