Pembasmi Hama Pada Areal Gudang Dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Hama gudang merupakan organisme pengganggu yang merusak hasil pertanian/komoditas pertanian yang disimpan dalam gudang atau ruang penyimpanan. Hama gudang merupakan faktor utama yang menurunkan hasil pertanian dalam penyimpana baik secara kualitas maupun kuantitas. Hama gudang yang umumnya sering dijumpai di Indonesia berasal dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti kumbang tepung (Tribolium sp.), kumbang beras (Sitophilus oryzae), kumbang biji (Callocobruchus chinensis), kumbang rokok (Lasioderma serricorne), kumbang kopra (Necrobia rufipes) dan lain-lain.

kumbang beras

Kutu Beras (Sitophilus oryzae)

  • Kutu beras dewasa berwarna coklat kemerahan, setelah tua menjadi hitam.
  • Kutu dewasa berukuran 3.5 – 5 mm, larvanya berwarna jernih/putih tidak berkaki.
  • Umur kutu betina mencapai 3 – 5 bulan dan menghasilkan 300-400 butir telur.
  • Kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu beras termasuk berat, dianggap sebagai hama yang paling merugikan untuk produk padi-padian.

Siklus hidup kutu beras :
Kutu beras meletakkan telur di dalam bulir beras, telur yang menetas akan berupa larva. Larva akan memakan beras tempat tinggalnya hingga berkembang menjadi pupa. Pupa tersebut akan keluar dari beras dan setelah menjadi dewasa akan memakan beras bagian luar hingga berlubang.
Daur hidup dari telur hingga dewasa adalah 26 hari, bisa berkembang pada suhu 17-34 derajat celcius dengan kelembaban relatif 15-100%.

kumbang beras

Kumbang Tepung (Tribolium sp.)

  • Kumbang tepung berwarna cokelat kemerahan, dengan panjang ± 4 mm.
  • Larva berwarna cokelat muda dengan panjang 5-6 mm.
  • Kumbang betina dapat menghasilkan telur sebanyak 450 butir sepanjang siklus hidupnya.

Larva dan kumbang dewasa memakan komoditas yang tahan lama seperti kacang-kacangan, kopi, rempah-rempah, sereal, buah-buahan kering dan pakan ternak.

Siklus hidup Kumbang tepung :

Kumbang dewasa meletakkan telur dalam tepung atau bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak sangat aktif karena memiliki 3 pasang kaki. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali. Larva berkembang menjadi pupa dan imago-nya akan hidup di dalam remahan.

kumbang rokok

Kumbang Rokok (Lasioderma serricorne)

  • Kumbang dewasa berwarna cokelat muda hinga cokelat kemerahan.
  • Ukuran kumbang dewasa 2-3 mm.
  • Memiliki antenna dengan panjang setengah dari panjang tubuh dan bentuk antena bergerigi.
  • Umur hidup dewasa 23-28 hari, betina menghasilkan 30-42 butir telur. Telur membutuhkan waktu 30-90 hari untuk berkembang.

Kumbang merusak hasil tembakau, rempah-rempahan, biji-bijian, dan bahan tanaman kering. Kumbang rokok aktif terbang terutama pada sore dan malam hari. Kumbang dewasa tidak memakan komoditas, melainkan larva-lah yang melakukan kerusakan. Larva akan menghasilkan fragmen makanan dan bahan limbah untuk menjadi kepompong.

kumbang kopra

Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

  • Kumbang dewasa berukuran 4-5 mm.
  • Permukaan tubuh bagian atas berwarna hijau kebiru-biruan dan Mengkilap, bagian tubuh bawah berwarna biru gelap.
  • Kaki dan antenna berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna hitam.

Kumbang ini merupakan hama perusak kopra atau hasil produksi kelapa. Kumbang akan melubangi biji-biji kopra dan mambuat kopra menjadi busuk hingga menimbulkan bau yang tidak sedap.

Kumbang Biji

Kumbang Biji (Callosobruchus Chinensis)

  • Kumbang dewasa berbentuk bulat lonjong, dengan ukuran jantan 2.4-3 mm dan betina 2-4 mm.
  • Memiliki sayap dengan warna cokelat kekuningan.
  • Kumbang betina menghasilkan telur hingga mencapai 700 butir.
  • Telur berbentuk lonjong dengan warna putih keabu-abuan atau kekuning-kuningan.
  • Telur diletakkan pada permukaan biji dan direkatkan dengan semacam perekat.
  • Kumbang biji merupakan hama perusak biji dan merupakan salah satu serangga hama yang sangat potensial merusak biji kacang hijau di gudang.

CARA PENGENDALIAN HAMA GUDANG

Preventif (mencegah terjadinya serangan)

Mencegah datangnya hama lebih mudah daripada membasmi atau mengeliminasi serangga yang sudah masuk. Tindakan preventif dilakukan dengan cara sbb :

  • Membuat konstruksi kedap serangga : Bangunan dari beton atau logam lebih baik daripada kayu.
  • Sanitasi gudang: ceceran bahan simpan di lantai harus dibersihkan sebelum dilakukan penyimpanan selanjutnya, celah-celah atau retakan pada lantai, dinding, harus ditutup (sealed).
  • Tidak menyimpan alat pertanian, seperti alat pemanen diruang penyimpanan karena biji-biji yang tertinggal dapat menjadi sumber infestasi.
  • Tidak menggunakan karung bekas untuk menyimpan.
  • Menggunakan wadah yang tidak mudah dimasuki oleh serangga.
  • Menggunakan protektan untuk melindungi bahan simpanan (khusus untuk penyimpanan benih) seperti : abu sekam dan serbuk tanaman yang diketahui mengandung insektisida.
  • Menyimpan bahan dalam bentuk yang lebih resisten, misal yang masih dilengkapi dengan polong, terutama kacang tanah.

Pengendalian secara Mekanis

  • Penggunaan suhu tinggi : Suhu tinggi yang efektif untuk membunuh serangga di dalam tempat penyimpanan adalah antara 50 – 60 oC selama 24 jam. Semakin rendah kelembaban relatif dan kadar air biji, semakin rentan serangga terhadap perlakuan suhu tinggi, terutama pada kisaran temperatur antara 40 – 45oC
  • Penggunaan irradiasi : Kelemahan penggunaan cara irradiasi yaitu dapat menurunkan kadar vit. A, C, E, B1 dan K. Dosis irradiasi yang dibutuhkan untuk membunuh serangga juga dapat mematikan biji sehingga tidak cocok untuk penyimpanan benih.
  • Penggunaan inert Dust : menggunakan tanah dan pasir, Silica aerogels, Non-silica dust, sebagai pelindung atau pelapis permukaan staple, atau dicampur langsung dengan benih seperti melakukan seed treatment. Kutikula serangga yang bergesekan dengan inert dust akan terluka/terlepas sehingga menyebabkan serangga dehidrasi dan pada akhirnya mati. Kelebihan metode ini yaitu tidak toksik terhadap mamalia, mudah dibersihkan dari biji, efektif terhadap berbagai jenis hama gudang, tetapi tidak menimbulkan resistensi.

Pengendalian secara Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan pestisida (insektisida, rodentisida, dll). Pengaplikasian pestisida dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu penyemprotan dan fumigasi.

  • Penyemprotan : pengendalian hama gudang dengan menyemprotkan insektisida di dalam ruang penyimpanan benih/biji. Hal yang perlu diperhatikan yaitu insektisida yang digunakan harus memiliki residu yang rendah terhadap bahan simpan.
  • Fumigasi : pengendalian hama gudang dengan cara memasukkan atau melepaskan pestisida kedalam ruangan tertutup atau kedap udara untuk beberapa waktu dalam dosis dan konsentrasi yang dapat mematikan hama.

Keuntungan pengendalian hama dengan fumigasi yaitu:
tidak merusak komoditi, tidak meninggalkan residu sehingga tidak berbahaya bagi konsumen akhir, efektif mengendalikan seluruh jenis hama dan menjangkau hama hingga ketempat yang paling sulit.

Solusi kami untuk hama gudang di area penyimpanan komoditi adalah ACTELLICPRO 500 EC

HUBUNGI JUAL PESTISIDA.COM

Address:

Jakarta

Jawa Barat

Indonesia

Phone:

0812 8845 1860

Email:

sellpesticides@gmail.com

Hours:

Senin-Sabtu 5am - 5pm